Rabu, 28 Januari 2009

Sebutir Debu Yang Berusaha Melahap Alam Semesta


Bukan debu yang membuat lapisan tebal di meja yang jarang dibersihkan, bukan juga debu yang menyanyikan lagu-lagu islami. Namun "debu" ini adalah sebuah benda yang terlihat demikian kecilnya bila dibandingkan dengan seluruh kosmos yang mengelilinginya. Ia adalah otak, bukan otak sapi atau kambing yang bernilai ketika sudah jadi gulai, bukan pula otak udang yang tak bernilai, tapi otak manusia yang tak bisa ditentukan nilainya.
Otak adalah organ yang paling aktif, dia mengkonsumsi oksigen lebih besar dari organ tubuh lainnya. Otaklah satu-satunya organ yang sadar bahwa dirinya eksis. Di dalamnya sinyal-sinyal listrik bersliweran lebih cepat dari sambungan telepon melewati milyaran sel otak dengan membawa informasi dari lingkungan disekitarnya.Otak kemudian mengolah dan memerintahkan untuk take action terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan.
Seluruh temuan-temuan penting manusia berawal dari info-info yamg diolah otak. Mulai dari membuat api hingga mengantar manusia menjelajahi angkasa mampu dilakukan manusia atas hasil keja organ yang satu ini.
Akhir-akhir ini para illmuwan bekerjasama untuk mempelajari alam semesta ke batas yang lebih jauh lagi. Mereka memcu otak mereka untuk merumuskan Persamaan terhebat yang akan menyatukan seluruh hukum-hukum ilmu pengetahuan menjadi sebuah hukum penyatuan agung Sebuah persamaan yang dapat menghitung mulai dari awal penciptaan alam semesta hingga kemungkinan kematiannya. Dengan rumus ini seluruh informasi tentang alam semesta akan dengan mudah disimpan dalam satu otak saja. Andaikata Tuhan berkehendak satu-satunya yang tak bisa dilahap otak hanyalah wujud Sang Pencipta-nya.

Ootak sebutir debu yang berusaha melahap alam semesta.

Tidak ada komentar: